Sejarah Lambang Bilangan

Pengertian perpaduan satu lawan satu telah digunakan oleh nenek moyang kita untuk membilang benda-benda. Mula-mula manusia menggunakan jari-jarinya atau benda-benda lain yang sudah dikenal sebagai lambang bagi bilangan-bilangan. Untuk mencatat bilangan-bilangan dahulu juga dipakai simpul-simpul. Bilangan nol diciptakan di India. Tidak semua negara menggunakan lambang bilangan yang sama.
Perpadanan satu lawan satu antara domba dan keratan pada pohon
Nenek moyang kita tidak mengenal lambang bilangan, tetapi mereka tetap dapat menghitung domba-dombanya. Bagaimana mereka melakukannya? Setiap pagi mereka melepaskan domba-dombanya itu, mereka membuat keratan pada pohon, satu keratan untuk satu domba. Sore hari, ketika membawa kembali domba-domba itu masuk kandang, mereka memperpadankan setiap domba dengan satu keratan pada pohon tadi. Dengan cara ini mereka dapat mengetahui adanya perubahan banyaknya domba.
Benda-benda yang sudah dikenal, misalnya jari, dahulu dipakai untuk menunjukkan bilangan. Anggota-anggota suatu masyarakat mungkin bersepakat memakai gambar satu kepala singa untuk menyakan satu, sayap garuda untuk menyatakan dua, daun semanggi untuk menyatakan tiga, dsb.
Dahulu juga ada yang menggunakan anggota badannya untuk menunjukkan bilangan. Misalnya, kelingking menyatakan satu, jari manis menyatakan dua, dan sebagainya. Untuk delapan mereka menunjuk pada siku. Cara ini masih dipergunakan suku-suku bangsa Indonesia di Papua.
 Pengertian bilangan nol mula-mula diciptakan di India, lalu diperkenalkan ke Eropa dan mengambil bentuk yang kini kita kenal. 
Beberapa masyarakat primitif menggunakan simpul-simpul untuk mencatat bilangan-bilangan. Salah satu sistim semacam itu di kembangkan di Amerika Selatan oleh orang Indian Inca. Mereka menggunakan simpul-simpul pada tali sebagai lambang bilangan. Setiap lambang bilangan dilambangkan oleh susunan simpul-simpul yang khusus. Keseluruhan dari simpul-simpul itu disebut kuipu, dan dahulu juga digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian.
Sejarah bilangan mulai surut sampai waktu orang mulai memperpadankan berbagai macam benda yang berbeda (padanan satu lawan satu). Misalnya, seekor domba dipadankan dengan satu jari, dua domba denga dua jari, dan seterusnya. Keperluan untuk mencatat bilangan semakin kuat pada saat orang mulai mempertukarkan benda-benda. Cara menggunakan jari dan benda-benda yang dikenal untuk membilang tidak lagi cukup baik, bila mereka harus membuat catatan mengenai bilangan-bilangan tersebut. Salah satu cara yang mula-mula digunakan ialah sistim simpul. Karena itu simpul-simpul dapat dianggap sebagai lambang bilangan yang pertama.
Berbagai macam lambang bilangan telah disepakati di beberapa negara. lambang bilangan 1,2,3,4, . . . . dikembangkan di Arap dan berasal dari India. meskipun banyak sistim bilangan yang dikembangkan dengan baik, pengertian terpenting dalam membilang adalah pengertian perpaduan satu lawan satu.
Bilangan nol katanya diciptakan di India. Tentang apa yang mula-mula diartikan oleh nol ada banyak pendapat. Beberapa ahli berpendapat nol adalah matahari. ahli lain mengatakan bahwa nol itu adalah lambang setan. Bagaimanapun juga, penemuan bilangan nol sangat penting dalam perkembangan bilangan.

No comments: